SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI

Kamis, 21 Oktober 2010

Ibnu Sina (980-1037)

Abu Ali al-Husein bin Abdullah bin Sina atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ibnu Sina. Ia lahir di Afsyara dekat Bukhara, Asiah tengah pada tahun 980. Ibnu sina merupakan Filsuf Muslim terkemuka yang di dunia Barat dikenal dengan nama Avicenna. Ayah Ibnu Sina adalah Abdullah, seorang Gubernur Samantie yang kemudian bertugas di Bukhara.
Ibnu Sina adalah seorang yang cerdas. Pada usia 10 tahun, ia sudah menguasai ilmu-ilmu dasar Al-Qur’an. Dibidang kesehatan, dia mampu menyembuhkan penguasa Bukhara yaitu Nun Ibnu Mansyur. Pada hal para ahli kesehatan pada saat itu sudah tidak mampu lagi mengobati sakit sang penguasa. Berkat keahliannya, Ibnu sina diberi hadiah oleh sang penguasa, namun hadiah tersebut ditolak. Sebagai gantinya Ibnu Sina Meminta kepada sang penguasa agar diizinkan untuk menggunakan buku-buku yang ada di perpustakaan sang penguasa. Pada saat itu sang penguasa terkenal memiliki koleksi buku-bukuyang bagus dan langka.
Ibnu Sina yang rajin membaca serta menelaah buku, ditunjang dengan berbagai kemampuan yang dimiliki, membuatnya pada usia 21 tahun telah menguasai berbagai ilmu pengetahuan. Cabang-cabang ilmu pengetahuan yang dikuasainya antara lain kedokteran, filsafat, logika, puisi, musik, astronomi, dan matematika.
Dibidang kedokteran, Ibnu Sina Menulis Ensiklopedi pengobatan yang sangat terkenal yaitu Al Qonun fi al-Tibb. Di dunia Barat, Ensiklopedi ini dikenal dengan nama Canons. Ensiklopedi Pengobatan hasil Karya Ibnu Sina ini menjadi rujukan bagi ilmu kedokteran kurang lebih selama lima abad. Ensiklopedi ini telah dicetak ulang berkali-kali dan diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa.
Al-Qonun fi al-Tibb berisi berbagai macam jenis penyakit, obat-obatan, dan cara pengobatannya. Di dalam ensiklopedi hasil karyanya, juga diidentifikasi berbagai sifat penyakit menular seperti TBC. Ibnu Sina adalah Ilmuwan pertama menjelaskan tentang radang selaput otak.
Ibnu sina juga menjelaskan tentang perwatan Lachrymal fistula. Selain itu, ia juga melakukan penyelidikan medis tentang saluran pembuluh darah. Penjelasan secara detil membuat Qonun dijadikan sebagai acuan para ahli kesehatan untuk penyelidikan anatomi hingga saat ini. Di dalam ensiklopedi ini ibnu sina menekanka agar dalam bidang anatomi para pakar kesehata tidak menggunakan sikap pra duga, supaya hasil yang diperoleh lebih akurat.
Dalam bidang ilmu pengetahuan, Ibnu Sina mengelompokkan seluruh bidang ilmu ke dalam dua kategori yaitu pengetahuan teoritis, dan pengetahuan praktis. Adanya pengelompokkan tersebut membuat bidang-bidang ilmu yang ada tersusun secara sistematis, sehingga memudahkan untuk membedahkannya.
Sebagai seorang ilmuwan dan filsuf, Ibnu Sina meninggalkan banyak karya, antara sebagai berikut.
 Al-Qonun fi al-Tibb, yang membahas masalah kedokteran.
 Kitab Al-Syifa, terdiri dari 18 jilid, semacam ensklopedi ilmiah yang berisi pembahasan tentang logika, fisika, dan teologi.
 Al-najt, ringkasan kitab al-Syifa.
 Al-Rasail, Memuat pembahasan masalah biologi, fisika, astronomi, psikologi, etika, dan teologi.
Di usia tuanya, Ibnu Sina tetap mencurahkan perhatiannya pada berbagai bidang ilmu. Ketika kesehatanya mulai menurun, ibnu sina kembali ke kota Hamadan dan meninggal dunia disana pada tahun 1037. Untuk mengenang dan menghargai jasa-jasanya, Fakultas Kedokteran Universitas Paris memajang fotonya hingga kini.
SUMBER: Tokoh-tokoh dalam dunia Kesehatan. Hal 35-40 (A.Imantoro/CV. SCA)



Entri Populer

My Video

Pesan Kebaikan

Powered by Blogger